Sunday 17 November 2013

Pengalaman Dual Boot Linux Mint 15 Olivia FULL

Assalamualaikum, disini saya pengen curhat tentang pengalaman saya, kalau-kalau bisa memberikan inspirasi bagi pengguna sekalian

Langsung saja dimulai dari TeKaPe :
Tadi pagi, kebetulan sedang mengecek sisa kuota internet yang tersisa 8GB dengan masa aktif tinggal 5 hari, WTF!
seketika itu pula saya langsung kepikiran untuk apakah gerangan kuota ini saya habiskan, karena kebetulan saya jarang berinternet dikarenakan kesibukan sekolah saya.
muncul ide untuk melakukan utak atik OS lagi di Laptop tercinta saya (baca pengalaman saya menginstall dual boot android)
tetapi karena versi yang saya gunakan masih beta dan masih terdapat beberapa bug karena tidak kompatibel di laptop saya, saya putuskan untuk menguninstallnya. kali ini saya ingin mencoba OS open source (baca=linux) karena bersifat free, dan tidak perlu lisensi, jadi saya bebas mempergunakan laptop saya karena OS ini legal disebarkan secara gratis, berbeda dengan W*ndows yang sebenarnya kita harus membeli lisensinya, namun kita membajaknya.
setelah mempertimbangkan saya mencoba menggunakan Ubuntu seri terbaru (12.10 LTS). kenapa? karena saya dulu pernah memakai linux ubuntu ketika meminjam laptop saudara, saya kira rilis terbarunya tidak akan berbeda jauh.
setelah saya download, saya coba secara live, meskipun di laptop biasa saja, namun ternyata di komputer rumah yang jadul, terasa cukup berat.
ternyata terjadi kegagalan menginstall ubuntu di laptop saya, gatau kenapa. padahal sudah pake Live CD, bootable USB, bahkan saya install langsung dari windows dengan mengklik setupnya.
#Flashback
akhirnya setelah membandingkan distro lain seperti OpenSUSE, Fedora, Mint, Debian, Arch, Backtrack, dll. pilihan saya jatuh pada mint yang sangat baik di segi grafis dan desktop environtmennya
setelah googling dengan membandingkan kelebihan kekurangannya ternyata :

Kelebihan :
-Turunan langsung dari Ubuntu (inti code berasal dari ubuntu), namun lebih bagus dan efisien dalam hal performance, aplikasinya stack dengan semua aplikasi Ubuntu karena memiliki inti yang sama
-Memiliki minimum requirement yang sederhana (bahkan lebih kecil dari Mint!)
-Didukung variasi desktop environment yang bagus
-memiliki aplikasi pre installed seperti firefox, java, media player, dan libreOffice (mirip Ms. Office kalau dibandingkan), jadi kita tidak perlu menginstall lagi
-Dalam penggunaannya lebih sedikit memerlukan internet (dibandingkan dengan ubuntu yang dulu diceritakan saudara saya yang internetnya bisa sampai nyedot kuota kalau lagi Onfire)
-lebih mudah untuk kompatibel dengan hardware, misalnya, saya gak perlu menginstall grafik intel ataupun bluetooth.
-dan paling penting, MUDAH DIGUNAKAN UNTUK PEMULA SEKALIPUN karena tampilannya yang user-friendly

Kekurangan:
-Dukungan aplikasi dari developer sedikit (Bisa dimaklumi karena kekurangan ini ada di semua Linux tanpa terkecuali, gak seperti W*ndows yang banyak pengembang aplikasinya)
-Untuk beberapa hardware khusus seperti Nvidia masih perlu download
-ehmm, apa lagi ya, menurut saya belum ada tuh :P

langsung saja, setelah selesai di install, tinggal reboot dan langsung bisa digunakan
karena banyak yang menerangkan cara penginstalannya saya tidak akan menerangkan, hanya menambahkan hal yang mungkin belum ada di google berdasarkan pengalaman saya

jujur saja, saya kurang begitu suka dengan grub linux ( satu buah OS aja bisa menghasilkan 4 pilihan grub yang intinya gak jauh beda, gimana kalo saya multi boot 5 OS yang semuanya distro linux? pasti repot milah grub-grubnya)
oleh karena itu saya berusaha meminimaliskannya. kalau biasanya option windows SELALU berada di paling bawah, saya akan menempatkannya di atas biar windowsnya keliatan Macho

caranya???
1. boot aja ke linuxnya, oh iya, disini yang saya gunakan Linux Mint 15 Olivia, versi Cinnamon 1.8.
2. buka terminal, kemudian ketik perintah "Sudo -i" lalu enter (Catatan : SEMUA perintah diketik tanpa tanda kutip)
3. setelah tulisannya berubah dari hijau ke merah, langsung saja ketik "gedit /boot/grub/grub.cfg"
4. otomatis akan terbuka file grub.cfg --> cari aja tulisan yang intinya "menuentry blablabla sampai baris terakhir bertanda "}"
ini contohnya

menuentry 'Windows 7 (loader) (on /dev/sda2)' --class windows --class os $menuentry_id_option 'osprober-chain-2E908EBC908E89D3' {
    insmod part_msdos
    insmod ntfs
    set root='hd0,msdos2'
    if [ x$feature_platform_search_hint = xy ]; then
      search --no-floppy --fs-uuid --set=root --hint-bios=hd0,msdos2 --hint-efi=hd0,msdos2 --hint-baremetal=ahci0,msdos2  2E908EBC908E89D3
    else
      search --no-floppy --fs-uuid --set=root 2E908EBC908E89D3
    fi
    chainloader +1
}


#copy sekaligus dari filenya agar tidak terjadi kesalahan
#untuk yang berwarna MERAH silahkan diedit, karena itulah nama yang muncul saat pilihan booting grub, tapi ingat ada batasnya yaitu tanda '

5. setelah di cut, paste di atas menu entry linux mintnya.
seperti ini
#kalau di grub milik saya, urutannya Windows 7, Linux mint, linux mint recovery mode. untuk pilihan 2 memory test itu saya hapus karena tidak terlalu berguna menurut saya

6. setelah selesai memindah menu entry, silahkan di save. mungkin beberapa kasus ada beberapa linux yang tidak bisa di save bahkan diedit sama sekali. jika seperti itu, tutup dulu jendela gedit, kemudian kembali ke terminal, ketikkan perintah "chmod /boot/grub/grub.cfg"
#fungsi ini brguna untuk merubah file menjadi mode agar bisa dimodifikasi

7. setelah selesai dan menyimpan kembali, reboot linux. maka saat boot akan didapatkan pilihan grub sesuai dengan apa yang sudah kita ubah tadi

#Selamat berpetualang dengan LINUX.

=================================================
Terima Kasih sudah mengunjungi blog saya, jika ada pendapat, saran atau yang ingin disampaikan silahkan komen :-)

Wednesday 13 November 2013

KISAH INSPIRATIF #2

KISAH YANG MEMBUAT KITA TERSADAR

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ..
Alkisah, beberapa tahun yang silam, seorang pemuda terpelajar dari Surabaya sedang berpergian naik pesawat ke Jakarta. Disampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur. Si pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan.
" Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta ?" tanya si pemuda.
" Oh… saya mau ke Jakarta terus - connecting flight ke Singapore nengokin anak saya yang ke dua ",jawab ibu itu.
" Wouw… hebat sekali putra ibu " pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak.

Pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahu pemuda itu melanjutkan pertanyaannya.
" Kalau saya tidak salah ,anak yang di Singapore tadi , putra yang kedua ya bu..?, Bagaimana dengan kakak adik-adik nya..?"
" Oh ya tentu " si Ibu bercerita :" Anak saya yang ketiga seorang dokter di Malang, yang keempat kerja di perkebunan di Lampung, yang kelima menjadi arsitek di Jakarta, yang keenam menjadi kepala cabang bank di Purwokerto, yang ke tujuh menjadi Dosen di Semarang..."

Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangat baik, dari anak kedua sampai ke tujuh.
" Terus bagaimana dengan anak pertama ibu ..?"
Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab,
" anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja nak..". " Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar.”

Pemuda itu segera menyahut, " Maaf ya Bu….. kalau ibu agak kecewa ya dengan anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedang dia menjadi petani ..? “

Apakah kamu mau tahu jawabannya??????…

Dengan tersenyum ibu itu menjawab,

” Ooo …tidak tidak begitu nak….Justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknya dari hasil dia bertani..”